Kurangnya Persiapan Terhadap Tanah Vulkanik

Dibalik keelokan alam dan kesuburannya, tanah vulkanik (dari letusan gunung berapi) rupanya simpan kandungan zat beresiko untuk manusia dan lingkungan.

Hasil riset kami pada bebatuan permukaan tanah disekitaran pinggiran kawah gunung berapi sampai radius sekitaran 1 km, memperlihatkan ada kandungan zat-zat kimia beresiko dengan jumlah yang lumayan tinggi. Dikenali sebagai potential harmful elements (PHEs), satu kelompok zat ini terbagi dalam logam berat dan beberapa elemen yang lain mempunyai potensi mengakibatkan permasalahan kesehatan karena karakternya yang toksik (beracun) dan karsinogenik (bisa memacu kanker).

Riset ini berada di teritori Taman Rekreasi Alam Talaga Bodas di Garut, Jawa Barat, yang tidak jauh dari tempat perkebunan sbobet88.

Penemuan kami perkuat riset di negara yang lain mengutarakan ada kandungan beberapa zat beresiko dalam bebatuan vulkanik.

Di Indonesia, pendayagunaan tempat disekitaran gunung api untuk pertanian, perkebunan, dan pariwisata beresiko tingkatkan paparan zat beresiko untuk manusia. Ini perlu jadi perhatian karena dengan jumlah yang terlalu berlebih, paparan zat beresiko beresiko mempengaruhi kesehatan manusia.

Peraturan dan kesiagaan masih tidak cukup

Indonesia belum mempunyai ketetapan khusus yang atur batasan kandungan beberapa zat itu dalam tanah (baku kualitas tanah). Selama ini, riset zat beresiko dalam tanah di Indonesia masih sedikit; rerata masih memakai referensi luar negeri yang belum pasti sesuai keadaan di tanah air.

Penataan tingkat batasan (threshold) ini penting untuk memandang tingkat teror dari kehadiran zat beresiko dalam tanah pada ekosistem dan kesehatan manusia. Tingkat batasan ialah jenjang batasan yang bisa diterima atau ditolerir.

Beberapa negara sudah keluarkan ketentuan berkaitan tingkat batasan kandungan zat beresiko dalam tanah terhitung salah satunya Finlandia, Kanada, Belanda, Uni Eropa, Thailand, dan Vietnam.

Warga perlu lebih siaga saat konsumsi produk pangan yang dari wilayah yang mengandung zat beresiko tinggi. Masalahnya tamanan atau produk pangan bisa memiliki kandungan sebagian kecil zat beresiko itu karena mempernyerap gizi dari tanah.

Aktor pariwisata sebaiknya menyimpan perhatian pada kehadiran beberapa zat beresiko itu. Cara yang dapat dilaksanakan ialah mengenali dan mengidentifikasi tempat penebaran zat beresiko di lokasi rekreasi yang diatur. Info itu bisa dikatakan dalam tutorial pengunjung.

Selainnya untuk kesiagaan, pengetahuan mengenai kandungan zat beresiko yang alami terdapat di dalam tanah penting juga dalam study penilaian (asesmen) pencemaran atau kemunduran (pengurangan kualitas) tanah.

Selanjutnya, wacana ini diharap bisa tingkatkan kesiagaan dan buka kesempatan untuk pengkajian-kajian baru yang perkuat argumen pentingnya peraturan berkaitan baku kualitas tanah. Keinginannya, ini jadi referensi yang lebih cocok untuk menilai kualitas tanah di Indonesia.